Sore
ini Senja tak kunjung datang. Semesta mengubah langit yang cerah
menjadi kelam. Rintik hujan tak bisa tertahan. Harum tanah segera
terungkap. Mengingatkanku kepada lelaki yang selalu memancing ceritaku
dikala hujan. Dan.. aku rasa hujan pun memanfaatkan keadaan kami.
"Selamat datang hujan, aku siap menjamu datangmu"
"Selamat pergi kegundahan Selamat datang keceriaan"
"Yaa, Selamat datang hujan yang juga mendatangkan keceriaan"
"Cepatlah berlalu, agar pelangi tiba berikan 7 warna ajaibnya"
"Pelangi? Kamu telah mencuri pelangiku, dan kamu sembunyikan tepat di kedua mata kamu"
"Jadi sebab itu akhir-akhir ini kamu selalu melihat mataku? Berharap benar-benar menemukan bahwa aku sang pencuri sejati?"
"Ya, Karena aku melihat warna pelangi itu dimatamu. Dan itu membuat hatiku tidak berwarna seindah pelangi lagi... Tolong kembalikan segera!"
"Ok, warna apa saja yang telah hilang darimu? Biar aku kembalikan. Aku tidak ingin menjadi penghalang hatimu."
"Warna pelangi, tentu kamu tahu apa saja warna itu. 7 warna yang ajaib. Kembalikan warna itu atau kamu warnai aku."
"Tapi bagaimana aku mengembalikannya? Aku saja tidak sadar telah mengambil pelangimu. Mewarnaimu? Berpikir pernah, tapi ku rasa aku tidak layak."
"Jika tidak tahu cara mengembalikannya, tentu kamu harus tahu bagaimana cara mewarnaiku. Tidak layak? Lantas siapa yang menurutmu layak?"
"Cara mewarnai hari-harimu? Bukankah hujan sudah seringkali menghampirimu? Tidak cukupkah kehadiran pelangi-pelangi lain? Mengapa aku harus mengembalikan, jika sudah banyak pelangi lain yang mendekati?"
"Satu jawabku dari semua tanyamu hanya pelangi yang kamu curi yang paling aku sukai."
"Aku tidak habis pikir. Kenapa kamu terus menggodaku? Baiklah, aku kembalikan pelangimu dan kamu kembalikan hatiku!"
Seketika obrolan kami pun berhenti. Begitu juga hujan yang telah mereda. Sang waktu pun telah berlalu. Semesta sedang mempermainkan kita. Melalui dinginnya ia menghangatkan kami.,begitu hangatnya ia kembali memasukan jelaga tanda tanya kedalam otakku. Tapi terimakasih hujan. Karena Permainanmu aku dan dia menjadi tanda tanya besar saat ini.
"Selamat datang hujan, aku siap menjamu datangmu"
"Selamat pergi kegundahan Selamat datang keceriaan"
"Yaa, Selamat datang hujan yang juga mendatangkan keceriaan"
"Cepatlah berlalu, agar pelangi tiba berikan 7 warna ajaibnya"
"Pelangi? Kamu telah mencuri pelangiku, dan kamu sembunyikan tepat di kedua mata kamu"
"Jadi sebab itu akhir-akhir ini kamu selalu melihat mataku? Berharap benar-benar menemukan bahwa aku sang pencuri sejati?"
"Ya, Karena aku melihat warna pelangi itu dimatamu. Dan itu membuat hatiku tidak berwarna seindah pelangi lagi... Tolong kembalikan segera!"
"Ok, warna apa saja yang telah hilang darimu? Biar aku kembalikan. Aku tidak ingin menjadi penghalang hatimu."
"Warna pelangi, tentu kamu tahu apa saja warna itu. 7 warna yang ajaib. Kembalikan warna itu atau kamu warnai aku."
"Tapi bagaimana aku mengembalikannya? Aku saja tidak sadar telah mengambil pelangimu. Mewarnaimu? Berpikir pernah, tapi ku rasa aku tidak layak."
"Jika tidak tahu cara mengembalikannya, tentu kamu harus tahu bagaimana cara mewarnaiku. Tidak layak? Lantas siapa yang menurutmu layak?"
"Cara mewarnai hari-harimu? Bukankah hujan sudah seringkali menghampirimu? Tidak cukupkah kehadiran pelangi-pelangi lain? Mengapa aku harus mengembalikan, jika sudah banyak pelangi lain yang mendekati?"
"Satu jawabku dari semua tanyamu hanya pelangi yang kamu curi yang paling aku sukai."
"Aku tidak habis pikir. Kenapa kamu terus menggodaku? Baiklah, aku kembalikan pelangimu dan kamu kembalikan hatiku!"
Seketika obrolan kami pun berhenti. Begitu juga hujan yang telah mereda. Sang waktu pun telah berlalu. Semesta sedang mempermainkan kita. Melalui dinginnya ia menghangatkan kami.,begitu hangatnya ia kembali memasukan jelaga tanda tanya kedalam otakku. Tapi terimakasih hujan. Karena Permainanmu aku dan dia menjadi tanda tanya besar saat ini.
repost : 21 desember 2012
No comments:
Post a Comment