Beberapa orang sering bertanya..
“Renjana masih pacaran sama dia?”
“Masih”
“Kok? Janganlah. Mumpung masih belum terlalu jauh. Cari aja
yang muslim, yang bisa membimbing kamu, yang satu penyembahan sama kamu.”
“Yaa walaupun saya dan dia belum terlalu lama menjalin
hubungan dan itu pun kami ldr-an, tapi sejauh ini saya sayang dia. Ya walau
seringkali kita membicarakan hal yang tidak sekata dan tidak se-iya yang
berujung pada keyakinan pendapat masing-masing, tapi saya masih merasa nyaman sama
dia. Disaat saya merasa kesal, saya ceritakan semua kepadanya. Berharap mendapatkan respon yang baik, solusi yang
memihak kepada saya walau.. kenyataannya itu semua selalu berbalikan dari
jawabannya. Saya masih sayang dia. Dan sarannya? Saya pikirkan dan tetap saja saya
ikuti karena ada benarnya juga. Terkadang
saya membutuhkan pendapat yang tidak selalu berada di pihakku, atau pendapat dengan kata-kata kasar sekalipun. Cuma dia yang nggak bermanis-manis
saat semuanya harus dikatakan dengan jujur. Karena menurutnya, saya harus bisa
menerima saran yang buruk atau bahkan dengen kata-kata kasar agar saya bisa menerima
saran apapun dengan kondisi apapun juga. Justru dari dia saya mempelajari
berbagai hal. Cuma dia yang saya anggap sebagai sahabat, pacar, dan musuh
sekalipun.”
“Ya tapi kan yang muslim juga bisa bersikap seperti itu.”
“Yakin bisa? Kalaupun ada mungkin bukan di sini waktunya. Karena sejauh
ini saya belum menemukan orang seperti dia. Atau jangan-jangan kenyataannya
memang tidak ada?”
“Tapi gimana kalau perasaan ini semakin mendalam dan ke jenjang pernikaahan?”
“Well..sejauh ini saya belum berpikir sampai kesitu. Tiap
kali masa depan meminta untuk saya raba, tetap saja saya tidak berani
memikirkannya. Saya hanya berpikir, bagaimana saya bisa diterima oleh
keluarganya. Bagaimana jika sebenarnya kedua orangtuanya yang ternyata tidak
menyukai saya? Sebab yang saya tau ayahnya penganut jawa asli, ini bukan
sekadar membicarakan soal keyakinan tapi lebih dari itu. Kepribadian. Saya selalu
merasa tidak ada yang bisa dibangggakan dari saya.
Dan dari hati saya, saya lahir sampai nafas akhir akan tetap menjadi
muslim. Saya merasa nyaman menyembah Tuhan dengan cara Islam, begitu pula {mungkin} dengan dia nyaman menjadi Katholik. Karena kami sendiri tidak pernah menanyakan soal kenyamanan dalam menganut
kepercayaan masing-masing. Dan sebagaimana oranglain yang nyaman dengan
kepercayaannya masing masing. Nggak akan ada yang mencoba mempengaruhi. Ini
hubungan perasaaan dewasa, bukan hubungan multi level marketing yang menjalin
relasi untuk menambah anggota 'perusahaan'. Dan seleluhur atau seagama bukan
jaminan. Saya lebih percaya jaminan Tuhan. Tuhan yang saya percaya cuma satu untuk
seluruh semesta.”
“Terus selama ini udah ngapain aja? Mendingan cari yang
dekat bisa ketemu tiap hari, bisa kemana-kemana bareng.”
“Yaaa memang sih kalau melihat teman-teman yang pacaran bisa
sering ketemu kapan aja itu bikin iri. Tapi nyatanya kita masih kuat kok
menjalani kondisi seperti ini. semua dibawa santai aja, hidup kan nggak selalu
sama pacar, berteman di mana-mana itu jauh lebih penting. Dan tenang aja,
hubungan ini atas perasaan dan kewarasan. Tidak ada yang terlalu jauh yang
dilakukan. Saya tidak pernah siap sampai saya menikah resmi.
Saya tidak yakin bila kami berpisah akan ada orang lain mau
menerima kami dengan segala yang ada di pikiran kami, yang tidak sejalan dengan
orang kebanyakan, dengan ide ide besar yang akan dianggap remeh dengan orang-orang yang nggak ngerti.
Kami punya terlalu banyak mimpi yang rasanya sayang
bila dilewatkan begitu saja hanya karna pasangan tidak setuju. Kami melengkapi.
Jadi tolong berhenti meminta kepada saya. Berhenti bertanya kepada saya. Biar kami
jalani ini bersama.
Kalaupun hubungan kami sudah tidak bisa bersama, biarkan
itu atas kehendak Tuhan. Atau sampai diantara kami berhenti dan merasa adanya
ketidakcocokkan yang sudah tidak bisa diselesaikan lagi, atau sampai kami
bertemu dengan orang yang jauh-jauh lebih tepat. Atau bahkan sampai salah satu
dari kami meninggal dengan rambut beruban dan tubuh semakin merenta.” -Setidaknya sampai saat ini.