Friday, November 16, 2018

Nama itu



Perkenalkan namanya Gemi.
Orang yang baru saja saya kenal.
Kemudian saya termenung, sepertinya namanya mengingatkan saya pada seseorang.
Lucu ya, sekedar nama bisa membawa saya pada lamunan yang panjang.
Hanya sekedar nama, bisa menyadarkan saya betapa nyata rindu ini.
Masih sekedar nama, juga mampu mengingatkan betapa nyamannya saya dibuat menunggu.
Memang sekedar nama, kemudian membawa dan membangunkan saya. Ia sudah lama pula tak pulang.

Thursday, May 24, 2018

Rindu


Rindu itu perjalanan panjang yang tak ingin kau ukur
Sebuah pilu yang ingin kau kubur
Rindu. Sebuah senyawa yang bisa berubah menjadi nyawa
Sebuah jeda untuk lebih mencintaimu yang berada
Yang menutup mata kala terjaga, hanya mengharap ada sosok engkau dalam esok tiba
Sebuah keikhlasan untuk tak bersua dalam sepotong waktu yang ada. Sementara.
Rindu itu perkara yang membuatmu terpenjara menunggu jera oleh sebait suara yang terperangkap dałam sosok bayang jiwa
Ketika hatimu berteriak dan hanya ia yang mendengar
Rindu juga barisan doa, agar sang pemilik waktu mendengar dan melindungimu kapanpun
Selamat ulangtahun!
Di sepertiga malam dalam senggenggam kelam.

Tuesday, February 20, 2018

Selalu Begitu



Dia datang lagi setelah sekian lama

Dan akan pergi lagi, terbiasa begitu

Saya sudah faham ini

Dan saya tetap saja marah entah pada siapa

Sampai saya terbiasa berkata dia jangan pernah kembali lagi

Siapa yang bisa terima jadi tempat persinggahan

Seenaknya saja

Dan dia masih saja sama, keras kepala

Dia akan kembali lagi, seperti itu lagi

Seperti tidak ada hal yang perlu diributkan

Coba tebak apa yang terjadi?

Yaa pasti saya luluh lagi. Selalu.

Wednesday, January 31, 2018

Buku Waktu


Disela-sela tumpukan kaset, kembali saya melihat buku yang tak mungkin saya lupakan
Karena sewaktu-waktu buku itu akan siap mengantarkan saya balik ke masa lalu atau sebaliknya
mengantarkan saya ke masa depan yang belum pernah saya baca sebelumnya

Buku yang telah lama saya simpan
Yang telah lama saya tinggalkan dan memilih untuk tidak melanjutkan membacanya
Kini saya mulai membukanya dan saya kembali mengeja setiap aksara yang tertera di tubuhnya 
Menyenangkan.

Meskipun saya selalu tahu awal ceritanya, namun tetap saja saya tidak pernah mampu menebak akhir dari cerita ini
Ada rententan huruf yang belum pernah saya eja tersimpan didalamnya
Sampai suatu saat, saya terhenti membacanya

Saya menemukan pita berwarna merah di salah satu selipan di halamannya
Saya tersadar cerita ini adalah bagian yang tidak pernah saya sukai
Saya kesulitan mengeja semua hurufnya
Saya kembali menjadi seorang yang buta aksara
Yang tidak mampu mengeja setiap kata demi kata yang tertulis di halaman buku ini
Sampai suatu saat saya mengambil keputusan untuk berhenti membacanya (lagi) dan menutupnya kembali rapat-rapat

Februari, 2012


kadang obrolan selesai cuma dengan; “hmm, ya baiklah...” atau “oh gitu…” padahal udah siap banget nih mau cerita saya nggak minta solusi, ng...